Latest News
WildCat, Inilah Robot Lincah Penakluk "Cheetah"
Posted by beye
on
Senin, 14 Oktober 2013
, under
iptek
|
komentar (0)
Tahun lalu, ketika DARPA merilis video sebuah robot baru yang dirancang untuk meniru gerakan dan kecepatan dari cheetah, sebagian dari kita pasti takjub oleh kemampuan mesin itu yang dapat mengejar dan menghindar pada kecepatan hampir 30 mph.
Namun saat itu robot yang diciptakan masih harus terhubung dengan kabel-kabel sehingga operator yang menggerakkannya juga mengalami sedikit kesulitan.
Nah, sekarang MIT spin-off Boston Dynamics telah merilis "WildCat", sekuel dari robot Cheetah. Saat ini kecepatannya baru mencapai 16 mph, namun kelebihannya adalah sang robot dapat dikendalikan sepenuhnya dengan tanpa kabel alias wireless.
Didanai oleh DARPA, WildCat menggunakan kombinasi berjalan dan berlari untuk bergerak dan mendapatkan kecepatannya. Seperti video di bawah ini menunjukkan, kemampuan Wildcat yang sangat lincah, bisa berjalan, berlari, menikung, berputar dan bahkan dengan mudahnya bangkit dari keadaan yang sedang terjatuh.
DARPA sebelumnya mengatakan bahwa Cheetah dapat digunakan untuk darurat respon, pemadam kebakaran, kemajuan pertanian dan bahkan kendaraan pengangkut saat terjadi bencana ataupun perang. Mampukah WildCat memenuhi ekspektasi untuk melebihi kemampuan Cheetah, hasilnya akan kita lihat dalam pengembangannya beberapa tahun kedepan.
Sumber :
wired.com
Panen Berlian di Atmosfer Jupiter dan Saturnus
Ilmuwan planet, Mona L. Delitsky dari California Specialty Engineering dan Kevin Baines dari University of Wisconsin-Madison, baru-baru ini menyimpulkan bahwa di atmosfer planet Jupiter dan Saturnus terdapat banyak sekali berlian.
Berlian itu merupakan hasil dari unsur karbon berupa grafit yang terbentuk dari badai petir yang pernah terjadi di planet tersebut.
Ilustrasi robot pengumpul berlian dalam buku Alien Seas. Image credit: Alien Seas
Tekanan dan suhu yang ekstrem khususnya di bagian bawah atmosfer, merubah berlian yang tadinya padat kemudian berubah wujud menjadi cair, sehingga di kedua planet itu bisa terjadi hujan berlian. Awalnya belian itu berwujud padat saat baru terbentuk dan jatuh dari bagian atas atmosfer dan semakin mendekati inti planet berlian itu pun mencair.
Sebelumnya para ilmuwan menduga bahwa berlian dalam bentuk padat mungkin ada dekat inti kedua planet itu. Namun kemudian mereka berpendapat bahwa hal itu tidak mungkin sebab planet Jupiter dan Saturnus dianggap terlalu panas yang dapat melelehkan berlian. Jadi kesimpulannya berlian berwujud padat ada di bagian atas atmosfer.
Ilmuwan planet Moda Delitsky dan Kevin Baines dalam buku mereka yang berjudul Alien Seas mereka menceritakan bahwa suatu saat nanti manusia akan membuat robot yang mampu mengumpulkan berlian dari Jupiter dan Saturnus untuk kemudian dibawa menuju ke Bumi.
Berlian. Image credit: rimanews
Secara ilmiah proses terbentuknya berlian di kedua planet itu masih belum diketahui secara detail. Tapi di Bumi berlian terbentuk secara alami ketika karbon terpendam jauh di dalam tanah sekitar 160 km kemudian tertekan oleh panas hingga 1.093 derajat Celcius dan mengalami tekanan 725.000 pound perinci persegi yang kemudian bersamaan dengan magma bergerak ke permukaan untuk kemudian mendingin dan terbentuklah berlian.
Ketika berlian sudah begitu melimpah di alam semesta kemungkinan harganya juga akan turun dan tidak akan terlalu berharga lagi.
Sumber :
astronomi.us