Sejarah Mati Di Pulau Onrust
Senin, 22 November 2010
, Posted by beye at 14.36
Pulau Onrust paling mudah ditempuh dari Muara Kamal yang hanya berjarak 14 km dan dapat ditempuh selama 20 menit saja. Cobalah ikut dengan rombongan pemancing yang sering berkumpul di Muara Kamal untuk menaiki perahu sewaan yang mengantarkan ke pulau ini. Ongkosnyapun hanya sepuluh ribu rupiah.
Onrust menurut bahasa Belanda berarti tanpa istirahat. Pulau Onrust memang punya sejarah yang panjang, terutama berkaitan erat dengan sejarah Jakarta tentunya. Letaknya yang tidak jauh dari daratan Jakarta harusnya membuat Pulau Onrust memiliki daya tarik tersendiri dari sisi sejarah. Apalagi pulau ini sudah ditetapkan sebagai taman arkeologi oleh Gubernur DKI Jakarta.
Sejak penjajahan bangsa Belanda di Indonesia, Pulau Onrust menjadi pulau yang sangat strategis sekaligus sangat sibuk. Onrust yang memiliki nama lain sebagai Pulau Kapal memang senantiasa sibuk disinggahi kapal-kapal VOC. Selain itu Pulau Onrust menjadi markas Belanda yang penting untuk menyerang daratan Jakarta.
Melihat pentingnya Pulau Onrust, Inggris tahun 1803-1810 menggempur pertahanan Belanda. Serangan terakhirnya yang di pimpin Admiral Edward Pellow berhasil menghancurkan sarana dan prasarana Pulau Onrust. Belanda tidak mau menyerah, karenanya tahun 1848, Pulau Onrust menjadi pangkalan armada laut kerajaan ini. Sayangnya tahun 1883, gelombang Tidal yang diakibatkan oleh meletusnya Gunung Krakatau membuat Pulau Onrust kembali luluh lantak. Alih-alih, Pulau ini kemudian diubah fungsinya menjadi karantina haji di tahun 1911.
Dimasa kemerdekaan Pulau Onrust dijadikan rumah sakit karantina bagi penderita penyakit menular. Juga pernah dimanfaatkan sebagai penampungan gelandangan dan pengemis juga latihan militer. Tahun 1968 Pulau Onrust dijajah habis-habisan sehingga bangunan-bangunan bersejarah lenyap menyisakan puing-puing saja.
Setelah itu Pulau Onrust menjadi sepi. Onrust yang berarti sibuk, harusnya tidak pantas disandang pulau ini. Walaupun sekarang pulau ini sepi, jejak-jejak kesibukannya masih bisa ditelusuri. Beberapa bangunan masih tersisa dan masih dapat dimanfaatkan sebagai penginapan. Sisanya adalah bekas-bekas fondasi bangunan yang menyisakan kepiluan yang menyesakkan. Di Pojok Pulau masih dijumpai pekuburan Belanda dimana jasad Maria dikuburkan. Maria sangat dikenal karena ia satu-satunya penghuni kuburan ini yang masih bisa dilacak keberadaannya melalui prasasti yang ditinggalkan. Konon, gadis Belanda yang meninggal muda di Hindia Belanda masih menampakkan sosoknya di malam hari.
Saya membayangkan kalau Pulau Onrust dipugar atau setidaknya direkontruksi. Saya yakin, bangunan-bangunannya akan mampu memberi gambaran yang utuh bagaimana kesibukan di Pulau Onrust dulunya. Juga bagaimana pentingnya pulau yang terabrasi oleh gelombang lautan ini bagi kerajaan Belanda dulunya. Juga babak-babak penyerangan ke daratan Jakarta yang membuat Belanda makin menancapkan kuku-kukunya negeri ini. Tapi apalah daya, itu hanya bisa saya bayangkan saja. Pemerintah kita nampaknya tidak pernah mau serius pada masa lalunya dan tidak peduli dengan pelajaran sejarah serta pentingnya masa lalu. Maka jadilah sejarah mati di Pulau Onrust
Currently have 0 komentar: