Hiu Bambu Ini Bisa Merasakan Bahaya Sejak Embrio
Kamis, 07 Maret 2013
, Posted by beye at 08.09
Hiu bambu (Chiloscyllium punctatum) jenis hiu yang peka itu, hidup di perairan dangkal Pasifik Barat dan bisa tumbuh hingga 1 meter lebih. Tidak seperti jenis hiu lain, induk hiu bambu tidak melahirkan anak mereka, melainkan melepaskan embrio hidup, berupa calon hiu yang masih berselaput membran. Butuh waktu lima bulan untuk hiu keluar dari embrio.
Selama itulah mereka rentan terhadap bahaya predator, ikan besar atau hiu lain yang bisa merasai bau, arus air dan medan listrik yang dihasilkan gerakan sekecil apa pun.
Selama itulah mereka rentan terhadap bahaya predator, ikan besar atau hiu lain yang bisa merasai bau, arus air dan medan listrik yang dihasilkan gerakan sekecil apa pun.
"Banyak orang berpikir hiu adalah predator alih-alih mangsa," ujar pakar biologi, Stephen Kijura dari Universitas Atlantic, Florida. Tapi bagi embrio hiu yang hanya diam menunggu saat keluar, jelas mereka sasaran empuk.
Dalam penelitian, tim dari Universitas Australia Barat mendemonstrasikan bagaimana kecilnya si bayi hiu yang sering dimangsa hewan lain harus menjaga dirinya sendiri bahkan dalam usia dini mereka.
Satu tim dari universitas mengamati embrio hiu berukuran 4-5 inchi yang siap pecah. Ketika tim memberi sinyal medan listrik menirukan gerakan mendekati si embrio hiu bambu, makhluk tersebut langsung berhenti bergerak. Mereka menggulung ekor ke dekat tubuh dan diam--beberapa embrio bahkan membeku hingga hampir semenit.
Dalam penelitian, tim dari Universitas Australia Barat mendemonstrasikan bagaimana kecilnya si bayi hiu yang sering dimangsa hewan lain harus menjaga dirinya sendiri bahkan dalam usia dini mereka.
Satu tim dari universitas mengamati embrio hiu berukuran 4-5 inchi yang siap pecah. Ketika tim memberi sinyal medan listrik menirukan gerakan mendekati si embrio hiu bambu, makhluk tersebut langsung berhenti bergerak. Mereka menggulung ekor ke dekat tubuh dan diam--beberapa embrio bahkan membeku hingga hampir semenit.
Aksi diam dan membeku merupakan tipe respons mangsa terhadap predator ketika tidak ada alternatif lain seperti bertarung atau terbang.
Ketika si bayi hiu mempelajari bahwa gelombang elektrik yang sama terjadi berulang kali tanpa menimbulkan konsekuensi, mereka pun hanya membeku dalam waktu lebih singkat. Itu berarti mereka memahami bahwa lingkungan sekitarnya tidak berbahaya.
Dari perilaku ini, tim menyatakan penelitian ini bisa mengarah pada pengembangan cara menangkal hiu tanpa membahayakan makhluk tersebut. "Butuh investasi penelitian lebih untuk menghasilkan penangkal hiu. Peralatan itu juga bakal beruga mengurangi insiden hiu tertangkap tidak sengaja, menjauhkan mereka dari peralatan penangkapan ikan, sehingga tak perlu ada hiu mati sia-sia.
Ketika si bayi hiu mempelajari bahwa gelombang elektrik yang sama terjadi berulang kali tanpa menimbulkan konsekuensi, mereka pun hanya membeku dalam waktu lebih singkat. Itu berarti mereka memahami bahwa lingkungan sekitarnya tidak berbahaya.
Dari perilaku ini, tim menyatakan penelitian ini bisa mengarah pada pengembangan cara menangkal hiu tanpa membahayakan makhluk tersebut. "Butuh investasi penelitian lebih untuk menghasilkan penangkal hiu. Peralatan itu juga bakal beruga mengurangi insiden hiu tertangkap tidak sengaja, menjauhkan mereka dari peralatan penangkapan ikan, sehingga tak perlu ada hiu mati sia-sia.
Sumber:
Currently have 0 komentar: