Mekanisme Dibalik Alat Anti Pengutil di Hipermarket
Sabtu, 26 Maret 2011
, Posted by beye at 21.00
Cerita Dibalik Alat Anti Pengutil
Pernah membeli produk di hipermarket atau supermarket yang pada saat pembayaran, si kasir melepaskan sesuatu yang melekat di produk yang kita beli ? Itu adalah tag pengaman dari tangan-tangan iseng yang mencoba mengutil barang tanpa membayar. Akibatnya, ketika melewati sensor yang dipasang di pintu keluar, akan keluar bunyi dan petugas keamananpun berdatangan mendekati Anda. Terlepas aspek kesengajaan atau tidak, yang pasti Anda akan berurusan dengan petugas keamanan dan bahkan mungkin akan diserahkan ke polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Jadi pastikan semua produk yang Anda beli semua sudah terbayar.
Bagaimana cerita di balik alat anti pengutil ini ?
Cerita bermula dari Ronald Assas, sang store manager, frustasi akan banyaknya pengutil yang mencuri barang di supermarket Akron, Ohio, tempat dia bekerja. Dia berkomentar siapapun yang dapat menciptakan alat untuk mendeteksi pengutil pasti akan kaya. Sepupunya, Jack Welch, mendengar keluhannya dan tertantang untuk menciptakan alat tersebut. Beberapa minggu kemudian Welch membawa kotak berukuran 60 cm2, bersama dengan beberapa box besar yang berisi komponen elektronik yang dirangkai di bagasi rumahnya. Dia menunjukkan kepada Assas bagaimana alarm berbunyi apabila barang tersebut melewati kotak yang dia rangkai.
Beberapa tahun kemudian Assas mendirikan Sensormatic Electronics Corporation, yang sampai saat ini masih memiliki 65% market share dalam dunia pengaman elektronik. Sejak produk Sensormatc Electronics Corporation dipasarkan pada tahun 1966, shoftlifting tag menjadi sangat popular. SEC telah menghasilkan bilyaran dollar dari hasil produksinya. Penggunaan tag merupakan salah satu alat yang efektif bagi pemilik toko. Bermacam-macam bentuk tag yang ditemui saat ini yang semuanya berfungsi sama dan tag tersebut dapat dipergunakan berulang kali. Kasir toko akan melepaskan tag pada saat produk di bayar dan memasangnya kembali pada produk yang belum terjual.
Dalam industri retail, alat ini sekarang dikenal dengan tag pengaman atau tag EAS (Electronic Article Surveillance). Technology yang disukai saat ini adalah sepasang pembatas yang mengirimkan sinyal frekuensi radio jarak dekat. Dalam masing-masing tag adalah resonator, alat yang dapat menangkap sinyal tadi dan mengirimkannya kembali. Pembatas juga dilengkapi dengan penerima yang diprogram untuk mengenali sinyal yang masuk dalam interval waktu tertentu. Jadi apabila sinyal tiba-tiba terhenti dan kemudian menerima sinyal yang dikirimkan oleh resonator pada area disekitarnya, maka berbunyilah alarm. Ada juga alarm diikuti dengan menyalanya lampu untuk mempermudah pengenalan bahwa ada barang yang keluar tanpa sepengetahuan kasir alias dicuri.
Selama 20 tahun pertama tag pengaman menggunakan teknologi Swept-RF (Swept Radio Frequency), yang bergantung pada diode semikonduktor yang mengirimkan sinyal radio berfrekuensi tinggi dalam area pengawasan tertentu. Teknologi ini ada kelemahan karena ternyata tag pengaman apabila ditutup dengan aluminium foil dapat tidak terdeteksi. Saat ini tag pengaman menggunakan chip yang lebih canggih.
Pada pertengahan tahun 1980. Teknologi acousto-magnetic dikembangkan untuk mengatasi kelemahan teknologi swept-RF. Sistem ini beroperasi dengan gelombang radio berfrekuensi rendah yang tidak dapat dihalangi oleh kemasan foil. Tag ada berbagai macam, ada yang tag yang khusus dipasang pada produk pakaian yang sulit dilepas tanpa merusak pakaian itu sendiri. Ada juga tag yang berisikan tinta, yang apabila dilepas paksa, tinta akan menodai tidak hanya pakaian yang dipasang tetapi juga tangan orang yang merusak tag tersebut. Ada juga yang akan mengeluarkan bunyi apabila dilepas paksa. Tag berupa label sekali pakai saat ini semakin banyak dipakai khususnya tag yang disisipi dalam produk yang sudah dikemas dari pabriknya. Dengan pengemasan langsung dari pabrik, kemungkinan tag dirusak menjadi lebih minimal. Tag seperti ini lebih dikenal sebagai source tag.
Jadi jangan sekali-sekali berpikir untuk mengutil ya, biar nggak malu dan nggak berurusan dengan petugas keamanan dan polisi.
Sumber : How Products Are Made
Currently have 0 komentar: