Anak Onen, Lo'lok, Makhluk Misterius dari Minahasa
Minggu, 25 April 2010
, Posted by beye at 21.58
Bagi penggemar Cryptozoology, ini mungkin makhluk Cryptid yang belum anda ketahui. Selama ini, mungkin kita hanya pernah mendengar mengenai Orang pendek dari Sumatera.
Apabila dibandingkan dengan Orang pendek dari Sumatera, maka Lo'lok sangat kalah populer di dunia Cryptozoology. Coba anda mencari mengenai Lolok di google, maka anda tidak akan menemukan website/blog yang membahas soal makhluk ini.
Namun, setelah mencari beberapa lama, Saya menemukan informasi yang lumayan banyak mengenai Lo'lok di sebuah buku yang dipromosikan oleh google yang berjudul "Images of the Wildman in Southeast Asia : An Anthropological Perspective".
Di buku itu diceritakan bahwa pada abad ke-17, seorang pastor Katolik dari Perancis yang bekerja di Sulawesi bernama Nicolas Gervaise menceritakan bahwa pulau Sulawesi dipenuhi oleh "monyet dan Babon" yang agresif. Ada yang tidak berekor dan ada yang berjalan dengan empat kaki. Bahkan dalam catatan tersebut juga disebut adanya monyet putih yang berukuran besar.
Yang luar biasa dari catatan Gervaise adalah adanya kisah mengenai perilaku primata-primata ini yang lumayan aneh. Misalnya, ia menceritakan bahwa sekelompok primata di Makassar pernah memperkosa dan membunuh seorang wanita penduduk setempat. Lalu ia juga menceritakan bahwa pernah terjadi seekor kera menculik seorang anak berusia tiga tahun di Pare-pare.
Legenda kera-kera misterius ini ternyata tidak hanya milik para penduduk Makassar atau Pare-pare, penduduk Minahasa juga memiliki legendanya sendiri, yaitu mengenai Lolok. Kisah Lo'lok di Minahasa ini diceritakan oleh seorang peneliti bernama JH Schwartz.
Lo'lok yang juga disebut "manusia hutan kecil" atau "roh hutan" adalah makhluk yang disebut berasal dari Minahasa di Sulawesi utara. Kadang-kadang makhluk ini juga sering disebut Orang pendek Minahasa.
Menurut para saksi, bentuk makhluk ini menyerupai anak kecil dengan rambut panjang. Makanannya sama seperti manusia, yaitu nasi. Lo'lok disebut juga memiliki kekuatan yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan arah jalan. Jadi mereka dapat tersesat di hutan yang lebat.
Dalam sebuah kasus yang dihubungkan dengan kekuatan Lo'lok, diceritakan bahwa pernah terjadi seorang perempuan tersesat selama satu bulan di sebuah hutan. Para penduduk lokal dan suaminya yang mengadakan pencarian di hutan menemukan perempuan itu dalam keadaan setengah gila. Lalu para tetua desa menyarankan untuk mengambil tanaman cabe dan menggosokkannya ke mata perempuan itu. Dan benar, perempuan itu sembuh.
Sama seperti yang diceritakan oleh Farry, Schwartz juga menceritakan bahwa masyarakat Minahasa memang percaya ada orang-orang tertentu yang memiliki kekuatan yang diterima dari Lo'lok. Bahkan kisah ini cenderung menjadi semakin mistik. Pernah ada satu orang berhasil menangkap Lo'lok dan berjanji akan melepaskannya jika Lo'lok itu mau memberikan kekayaan kepadanya.
Selain Schwartz, pada tahun 1929, seorang administrator kolonial Belanda bernama Coomans de Ruiter juga memiliki cerita sendiri mengenai Lo'lok. Menurutnya Lo'lok memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dengan rambut yang panjang. Mereka berjalan dengan dua kaki dan biasanya terlihat berpasangan. Makhluk ini juga meninggalkan jejak kecil seperti manusia. Mereka pemalu dan akan segera berlari apabila didekati manusia. Namun menurut de Ruiter, Lo'lok mengkonsumsi lumut.
Apabila Schwartz percaya bahwa orang bisa menjadi tersesat di hutan akibat pengaruh kekuatan Lo'lok, maka de Ruiter dengan pendekatan naturalisnya menjelaskan bahwa orang-orang yang hilang di hutan terjadi bukan akibat terpengaruh kekuatan Lo'lok, melainkan benar-benar karena diculik.
De Ruiter menceritakan bahwa pernah terjadi seorang anak perempuan berusia 4 tahun bernama Martina Rau diculik oleh Lo'lok dari rumahnya di Amurang, Minahasa Selatan. Anak perempuan itu kembali ke rumahnya keesokan harinya tanpa terluka sedikitpun. Ketika ditanya darimana, ia menjawab bahwa ia pergi dengan "kakek neneknya".
Ada beberapa peneliti yang mengajukan teori bahwa Lo'lok sesungguhnya adalah manusia dari suku terasing yang tinggal di pegunungan wilayah Dirijo yang disebut To Ipono. Suku ini disebut memiliki sifat seperti Lo'lok, pemalu, akan melarikan diri ketika didekati dan memiliki tubuh berbulu. Namun tidak ada keterangan mengenai ukuran tubuh suku ini.
Apakah para penduduk telah salah mengartikan penampakan suku To Ipono ? ataukah Lo'lok adalah makhluk Cryptozoology yang belum dikenal ?
Apabila dibandingkan dengan Orang pendek dari Sumatera, maka Lo'lok sangat kalah populer di dunia Cryptozoology. Coba anda mencari mengenai Lolok di google, maka anda tidak akan menemukan website/blog yang membahas soal makhluk ini.
Namun, setelah mencari beberapa lama, Saya menemukan informasi yang lumayan banyak mengenai Lo'lok di sebuah buku yang dipromosikan oleh google yang berjudul "Images of the Wildman in Southeast Asia : An Anthropological Perspective".
Di buku itu diceritakan bahwa pada abad ke-17, seorang pastor Katolik dari Perancis yang bekerja di Sulawesi bernama Nicolas Gervaise menceritakan bahwa pulau Sulawesi dipenuhi oleh "monyet dan Babon" yang agresif. Ada yang tidak berekor dan ada yang berjalan dengan empat kaki. Bahkan dalam catatan tersebut juga disebut adanya monyet putih yang berukuran besar.
Yang luar biasa dari catatan Gervaise adalah adanya kisah mengenai perilaku primata-primata ini yang lumayan aneh. Misalnya, ia menceritakan bahwa sekelompok primata di Makassar pernah memperkosa dan membunuh seorang wanita penduduk setempat. Lalu ia juga menceritakan bahwa pernah terjadi seekor kera menculik seorang anak berusia tiga tahun di Pare-pare.
Legenda kera-kera misterius ini ternyata tidak hanya milik para penduduk Makassar atau Pare-pare, penduduk Minahasa juga memiliki legendanya sendiri, yaitu mengenai Lolok. Kisah Lo'lok di Minahasa ini diceritakan oleh seorang peneliti bernama JH Schwartz.
Lo'lok yang juga disebut "manusia hutan kecil" atau "roh hutan" adalah makhluk yang disebut berasal dari Minahasa di Sulawesi utara. Kadang-kadang makhluk ini juga sering disebut Orang pendek Minahasa.
Menurut para saksi, bentuk makhluk ini menyerupai anak kecil dengan rambut panjang. Makanannya sama seperti manusia, yaitu nasi. Lo'lok disebut juga memiliki kekuatan yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan arah jalan. Jadi mereka dapat tersesat di hutan yang lebat.
Dalam sebuah kasus yang dihubungkan dengan kekuatan Lo'lok, diceritakan bahwa pernah terjadi seorang perempuan tersesat selama satu bulan di sebuah hutan. Para penduduk lokal dan suaminya yang mengadakan pencarian di hutan menemukan perempuan itu dalam keadaan setengah gila. Lalu para tetua desa menyarankan untuk mengambil tanaman cabe dan menggosokkannya ke mata perempuan itu. Dan benar, perempuan itu sembuh.
Sama seperti yang diceritakan oleh Farry, Schwartz juga menceritakan bahwa masyarakat Minahasa memang percaya ada orang-orang tertentu yang memiliki kekuatan yang diterima dari Lo'lok. Bahkan kisah ini cenderung menjadi semakin mistik. Pernah ada satu orang berhasil menangkap Lo'lok dan berjanji akan melepaskannya jika Lo'lok itu mau memberikan kekayaan kepadanya.
Selain Schwartz, pada tahun 1929, seorang administrator kolonial Belanda bernama Coomans de Ruiter juga memiliki cerita sendiri mengenai Lo'lok. Menurutnya Lo'lok memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dengan rambut yang panjang. Mereka berjalan dengan dua kaki dan biasanya terlihat berpasangan. Makhluk ini juga meninggalkan jejak kecil seperti manusia. Mereka pemalu dan akan segera berlari apabila didekati manusia. Namun menurut de Ruiter, Lo'lok mengkonsumsi lumut.
Apabila Schwartz percaya bahwa orang bisa menjadi tersesat di hutan akibat pengaruh kekuatan Lo'lok, maka de Ruiter dengan pendekatan naturalisnya menjelaskan bahwa orang-orang yang hilang di hutan terjadi bukan akibat terpengaruh kekuatan Lo'lok, melainkan benar-benar karena diculik.
De Ruiter menceritakan bahwa pernah terjadi seorang anak perempuan berusia 4 tahun bernama Martina Rau diculik oleh Lo'lok dari rumahnya di Amurang, Minahasa Selatan. Anak perempuan itu kembali ke rumahnya keesokan harinya tanpa terluka sedikitpun. Ketika ditanya darimana, ia menjawab bahwa ia pergi dengan "kakek neneknya".
Ada beberapa peneliti yang mengajukan teori bahwa Lo'lok sesungguhnya adalah manusia dari suku terasing yang tinggal di pegunungan wilayah Dirijo yang disebut To Ipono. Suku ini disebut memiliki sifat seperti Lo'lok, pemalu, akan melarikan diri ketika didekati dan memiliki tubuh berbulu. Namun tidak ada keterangan mengenai ukuran tubuh suku ini.
Apakah para penduduk telah salah mengartikan penampakan suku To Ipono ? ataukah Lo'lok adalah makhluk Cryptozoology yang belum dikenal ?
Currently have 0 komentar: