Logo

meteor Leonid (science.nasa.gov)

VIVAnews - Hujan meteor akan menghiasi langit malam di tanah air, malam ini dan besok. Uniknya, fenomena alam ini akan menghadirkan jenis meteor yang berbeda. 

Astronom Observatorium Bosscha, Evan I Akbar, mengatakan bahwa malam ini akan terjadi hujan meteor Leonid. Sedangkan malam berikutnya akan terjadi hujan meteor Geminid. "Bulan ini ada dua kali hujan meteor," kata Evan, di Lembang, Bandung, Kamis, 17 November 2011.

Hujan meteor Leonid diperkirakan terjadi mulai tengah malam hingga pukul 03.00 WIB. Meteor Leonid ukurannya lebih besar dari meteor biasa. Jika langit cerah, hujan meteor jenis ini akan jelas terlihat dengan mata telanjang.

Menurut Evan, meteor Leonid akan menghujani bumi sebanyak 15 meteor per jam. Warga yang hendak melihat tidak perlu menggunakan teropong. 

Saat meteor Leonid bersentuhan dengan atmosfer, warga juga bisa menyaksikan bagaimana meteor tersebut meletus hingga menimbulkan suara mendesis. "Meteor Leonid memiliki dua warna, hijau dan merah. Jika ingin menyaksikan, tengah malam nanti warga bisa menghadap ke timur," kata Evan.

Bagi masyarakat yang tidak bisa menyaksikan hujan meteor Leonid, jangan khawatir. Besok malam, 18 November, masih ada hujan meteor lagi. Hanya, bukan meteor Leonid, melainkan meteor Geminid.

Evan menjelaskan, ukuran meteor Geminid lebih kecil dari Meteor Leonid. Kelebihan meteor Geminid ada pada warna, yakni memiliki banyak warna. Waktu untuk menyaksikannnya juga antara tengah malam sampai pukul 03.00 WIB. "Jumlahnya mencapai 10 meteor per jam," ujarnya. 

Hujan meteor merupakan fenomena alam biasa. Dua hujan meteor tersebut tidak akan membahayakan bumi. Dalam satu tahun bisa terjadi 10 kali hujan meteor. Setelah hujan meteor Leonid dan Geminid, hujan meteor akan kembali terjadi Desember 2011, Januari dan April 2012. Tiap hujan meteor akan berbeda-beda karakternya.

Secara saintifik, hujan meteor tidak memberi banyak manfaat. "Tetapi bagi masyarakat, hujan meteor menunjukkan fenomena astronomi," kata Evan, yang juga Koordinator Kunjungan Bosscha. 

Laporan: Dana Redana | Bandung, umi

• VIVAnews